Jumat, 24 November 2017

WIRING CONTROL CLOSE DAN OPEN PERALATAN DS/ES MITSUBISHI

kali ini saya ingin share mengenai wiring control daripada peralatan DS/ES merk mitsubishi. Saya hanya menggambar ulang wiring yang sudah ada di asbuilt drawing, karena gambar aslinya keliatannya sudah mulai mengalami kerusakan sehingga saya berinisiatif untuk menggambar ulang agar gambar wiring tidak hilang dan dapat dilihat sewaktu dibutuhkan. Bisa dilihat pada gambar wiring Ini merupakan wiring control untuk  Close dan Open peralatan DS/ES.


Dibawah ini adalah gambar fisik Box DS/ES beserta tata letak penempatan peralatan/komponen yang digunakan didalam sistem control close dan open DS/ES.


AIR COMPRESSOR UNIT 1 DAN UNIT 2

Kompresor udara adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memampatkan udara. Kompresor udara di GISTET Saguling menggunakan motor listrik 3phasa sebagai tenaga penggeraknya.

GISTET Saguling memiliki 2 buah Unit compressor yang setiap unit menggunakan 2 buah motor listrik 3 phasa yang berfungsi untuk megoperasikan pompa kompresi udara (penggerak mula).

Selasa, 17 Oktober 2017

Senin, 02 Oktober 2017

GAGAL TRIP SETELAH GANTI TRIPPING COIL DI PMT 7B3 T


Tanggal 02 oktober 2017 untuk pekerjaan overhaul PMT 7B3 sudah selesai dilaksanakan maka selanjutnya dilakukan function test  yaitu PMT 7B3 dicoba ntuk operasikan close - open dari switch discrapency di LCC 3, saat coba dimasukan (close) PMT 7B3 berhasil masuk ketiga phasa secara serempak, namun terjadi anomali / masalah  saat PMT 7B3 dicoba dikeluarkan (open) dimana PMT 7B3 phasa R,S keluar bersamaan namun untuk PMT 7B3 T terlambat keluar (open).

Kamis, 07 September 2017

PERALATAN BOX DS DSN ES

Pada tanggal 07 september 2017 dilakukan Overhaul Diameter  dimana salah satu pekerjaan yang dilaksanakan yaitu penggantian peralatan di box DS dan box ES. Peralatan yang akan ganti bisa dilhat pada gambar dibawah ini :


Dibawah ini adalah daftar peralatan yang diganti berikut penjelasannya :















Minggu, 03 September 2017

PENJUMPERAN PHT. BANDUNG SELATAN 2 - CIRATA 2 DALAM RANGKA OVERHAUL D.3

Tanggal 02 september 2017 saat pagi hari sekitar jam 05.10 WIB saya dan rekan-rekan yang lainnya sudah siap-siap untuk melaksanakan manuver pembebasan Busbar B dan pembebasan penghantar arah Cirata 2 dalam rangka untuk melepaskan line dropper arah busbar B dan line dropper arah penghantar Cirata 2.

Adapun langkah-langkah manuver pembebasan Busbar B dan pht Cirata 2 yaitu :
 05.37       PMT 7B5         #             06.27      PMS Tanah Cirata 2 189E-32L      //
 05.40       PMS 7B5.1      #             06.30      PMS Tanah Busbar B 189E-11B    //
 05.40       PMS 7B5.2      #             06.37      PMS Tanah Busbar B 189E-21B    //
 05.45       PMT 7B1         #             06.39      PMS Tanah Busbar B 189E-31B    //
 05.46       PMT 7B2         #             06.44      PMS Tanah Busbar B 189E-41B    //
 05.46       PMT 7B4         #             06.49      PMS Tanah Busbar B 189E-51B    //
 05.47       PMS 7B4.1      #
 05.47       PMS 7B4.2      #
 05.49       PMS 7B2.1      #
 05.49       PMS 7B2.2      #
 05.59       PMS 7B1.1      #
 05.59       PMS 7B1.2      #
 06.04       PMT 7AB3      #
 06.06       PMT 7B3         #
 06.10       PMS 7B3.1      #
 06.10       PMS 7B3.2      #
 06.10       PMS 7AB3.1   #
 06.10       PMS 7AB3.2   #
Setelah busbar B dan penghantar Cirata 2 dinyatakan bebas tegangan maka selanjutnya dilaksanakan safety briefing dimana pengawas manuver menjelaskan mengenai kondisi sistem saat itu, pengawas pekerjaan menjelaskan tentang teknis pekerjaan yang akan dikerjakan,  pengawas K3 menjelaskan tentang keamanan saat bekerja, dilanjutkan berdoa dan melakukan yel-yel. selanjutnya dilakukan pemasangan grounding lokal dan dilanjutkan pelepasan line dropper dimulai oleh pihak vendor ( PT.Cipta mandiri dan pihak Suryana ) dimana pelaksanaan pekerjaan dikerjakan secara paralel, ada yang bekerja melepaskan line dropper di sisi busbar B oleh pihak PT.CM dan ada yang bekerja melepaskan line dropper di sisi penghantar Cirata 2 eleh pihak suryana. 


Gambar.  Skema pembebasan Diameter 3


Dengan memanfaatkan scafolding dan bantuan personel lift punya bandung selatan maka pekerjaan pelepasan line dropper menjadi lebih cepat selesai. Pukul 11.10 WIB pelepasan line dropper arah busbar B dan line dropper penghantar cirata 2 di diameter 3 sudah selesai dilaksanakan.
 
Gambar. personil akan melepas klem line dropper arah Busbar B 

 Gambar. personil melepas klem line dropper arah Penghantar Cirata 2
Setelah pelepasan line dropper arah busbar B dan pelepasan line dropper arah penghantar Cirata 2 selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan penormalan Busbar B.

Langkah - langkah penormalan busbar B yaitu:
11.25       PMS Tanah Busbar B 189E-51B    #
11.32       PMS Tanah Busbar B 189E-41B    #
11.33       PMS Tanah Busbar B 189E-31B    #
11.34       PMS Tanah Busbar B 189E-21B    #
11.36       PMS Tanah Busbar B 189E-11B    #
11.45       PMS 7B1.1      //
11.46       PMS 7B1.2      //
11.47       PMS 7B2.1      //
11.51       PMS 7B2.2      //
11.53       PMS 7B4.1      //
11.53       PMS 7B4.2      //
11.55       PMS 7B5.2      //
11.58       PMS 7B5.1      //
12.00       PMT 7B4         //
12.01       PMT 7B2         //
12.02       PMT 7B1         //
12.22       PMT 7B5         //

dikarenakan pekerjaan pelepasan line dropper arah busbar B dan line dropper arah pht cirata 2 lebih cepat dari waktu yang direncanakan maka dilanjutkan manuver  pembebasan busbar A dan penghantar Bandung Selatan 2 dalam rangka pekerjaan melepaskan line dropper arah busbar A dan line dropper penghantar bandung selatan 2 di Diameter 3. Adapun langkah-langkah manuver yaitu :
 Setelah busbar A dan penghantar bandung selatan 2 dinyatakan bebas tegangan maka dilanjutkan pekerjaan melepaskan line dropper arah busbar A oleh PT.CM dan pelepasan line dropper penghantar bandung selatan 2 di Diameter 3 oleh pihak suryana.


Gambar. pelepasan line dropper arah busbar A dan pht. bandung selatan 2

teknis pekerjaan tetap sama yaitu dilaksanakan secara paralel, ada yang bekerja melepaskan line dropper di sisi busbar A dan ada yang bekerja melepaskan line dropper di sisi penghantar Bandung Selatan 2. Setelah semua line dropper di Diameter 3 di lepaskan maka dilanjutkan pemasangan jumper / penjumperan penghantar Bandung Selatan 2 ke Cirata 2 yang dilaksanakan oleh pihak suryana. Panjang jumperan/konduktor yang akan dipasang sekitar 18 meter.  diperkirakan terjadinya swings / ayunan di jumperan saat ada angin kencang maka panjang konduktor phasa S di rubah menjadi 16,5 meter dan untuk phasa R dan T tetap 18 meter untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. pukul xxx hanya phasa R saja yang terjumper dikarenakan pekerja sudah pada lelah dan waktu pekerjaan diberikan selama 2 hari maka pekerjaan pemasangan jumper arah penghantar Bandung Selatan 2 - Cirata 2 dilanjutkan keesokan harinya. selanjutnya dilaksanakan manuver penormalan Busbar A.
Langkah-langkah penormalan busbar A :

Pada tanggal 03 Sept 2017 dilakukan pemasangan jumper/konduktor phasa S dan T arah Pht bandung selatan 2 - Cirata 2 yang belum selesai dikerjakan kemarin. sebelum bekerja tetap dilaksanakan safety briefing dan hari kedua tidak ada manuver di GITET Saguling dikarenakan penghantar bandung selatan 2 dan cirata 2 masih dalam kondisi bebas tegangan. pekerjaan pemasangan jumper selesai pada pukul 11.30 WIB 
Gambar. setelah pemasangan jumper pht. Bandung Selatan 2 - pht. Cirata 2







Foto Dokumentasi :
Gambar. Klem busbar B arah Bushing Diameter 3

Gambar. Klem bushing arah Bushing Diameter 3

Gambar. Klem arah penghantar Cirata 2 / bandung selatan 2

Pemasangan scafolding untuk pelepasan line dropper

 Gambar. pelepasan Klem bushing dengan bantuan personel lift

 Gambar. perakitan konduktor baru yang akan digunakan sebagai jumper

 Gambar. pelepasan Klem busbar B


Sabtu, 26 Agustus 2017

SIMULASI ASUT GELAP DI GITET SAGULING

Tanggal 26 Agustus di laksanakan Asut Gelap Line charging dari PLTA Saguling - GISTET Saguling ke GITET Cirata. Untuk itu perlu dilakukan manuver pembebasan tegangan arah penghantar Cirata 1 dan busbar A.

Manuver pembebasan Tegangan : 
09.52          PMT 7AB4         # 
09.56          PMT 7B4           # 
09.56          PMT 7AB2        #  
09.57          PMT 7AB1        # 
09.58          PMT 7A3          #  
09.58          PMT 7A2          # 
09.58          PMT 7A1          # 

Skema line charging PLTA Saguling - GITET Saguling - GITET Cirata pada tgl. 26 agustus 2017 yaitu tegangan akan dibangkitkan oleh generator Unit 1 masuk ke MTR 1 kemudian menuju ke GITET Saguling. operator di GITET Saguling akan memantau tegangan yang datang dari MTR 1 dan melaporkan ke PLTA Saguling, tegangan MTR 1 akan terus naik dari dari <200kV sampai mendekati 500kV. setelah tegangan normal mendekati 500kV maka  ( PMT 7A1 // ) tegangan akan d salurkan lewat busbar A kemudian (PMT 7AB4 //) tegangan menuju ke penghantar cirata 1 , selanjutnya dilakukan proses penutupan/Syncron di GITET cirata. Setelah syncron di GITET Cirata maka selanjutnya perlu mensyngkronkan Busbar A dan Busbar B di GITET saguling (dengan cara PMT 7B4 //). proses selanjutnya tinggal memasukan PMT 7A2, PMT 7A3, PMT 7AB2 dan PMT 7AB1. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :




Manuver Penormalan Tegangan :
10.39          PMT 7A1          //
10.42          PMT 7AB4       //  
10.49          PMT 7B4          // 
10.53          PMT 7A3         //  
10.54          PMT 7A2         //     
10.54          PMT 7AB2      //     
10.54          PMT 7AB1      //  

simulasi asut gelap bertujuan untuk mengetahui seberapa lama proses pemulihan sistem  ( dari off sampai dapat beroperasi kembali)  ketika terjadi blackout serta untuk mengetahui kesiapan peralatan.

UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI OPGI

Tanggal 24 -26 Agustus 2017 saya mengikuti UJI SERTIFIKASI tentang  Pengoperasian dan Monitoring Gardu Induk. Hari pertama diadakan tes tulis yang jenis soalnya ada Essay, pilihan ganda, mencocokan. Pertanyaannya seputar teori dasar listrik, fungsi-fungsi dari peralatan di gardu induk. 
 
Selanjutnya diadakan tes wawancara dimana di uji oleh 3 orang penguji dimana pertanyaannya seputar single line diagram gardu induk, kegiatan saya di gardu induk, apa saja yang perlu dimonitoring di gardu induk. Salah satu penguji menanyakan untuk apa dipasang genset d saguling? Dan saya menjawab dengan suara terputus-putus (dikarenakan gugup ^_^) sebagai backup supply 380V ketika trafo PS padam. Apabila terjadi gangguan di pembangkit maka supply Trafo pemakaian sendiri  ( HTR 5 dan HTR 6) akan padam karena supply PS GITET SAGULING dari Pembangkit PLTA Saguling. Selanjutnya penguji menanyakan apa saja yang kamu monitoring di GITET Saguling dan saya menjawab saya melaksanakan Inspeksi Level 1 : monitoring tekanan Gas SF, Tekanan Minyak hidrolik, counter kerja motor hidrolik, counter LA, arus bocor LA, dan moitor keadaan fisik peralatan d switchyard dan untuk Inspeksi Lever 2 : melakukan Termovisi rutin. Kemudian penguji menanyakan kamu tau apa penyakit di GITET Saguling ? dan saya menjawab dikarenakan umur peralatan sudah 32 tahun maka bnyak terdapat kebocoran gas SF6 di kompartemen Diameter 1 s/d 5 dan untuk PMT 7AB5 tidak operasi dikarenakan saat dilakukan overhaul ditemukan bahwa closing Resistor di PMT 7AB5 mengalami perubahan warna dan pihak vendor menyarankan penggantian dan tidak berani bertanggung jawab jika di operasikan tanpa melakukan penggantian closing resistor. Selain itu penguji hanya menanyakan sputar pegawai dan spv yang menjaba sekarang.
Hari kedua diadakaan praktek manuver dimana Saat praktek manuver saya mendapatkan tugas untuk melaksanakan penormalan system /pemberian tegangan arah penghantar cianjur. Peralatan di GI Simulator menggunakan system 150kV double busbar 1 CB ini merupakan pengalaman baru bagi saya dikarenakan ada sedikit perbedaan bentuk fisik panel controlnya, dikarenakan di GITET Saguling menggunakan system 1 ½ Busbar. Setelah selesai melakukan manuver kami diberikan tugas untuk menggambar 8 panel control yang terdapat di GI simulator dan menjelaskan nama peralatan dan fungsi setiap peralatan yang terpasang di panel control.

Hari ketiga merupakan hari terakhir dimana kegiatannya hanya mengumpulkan tugas serta berkas-berkas yang menjadi persyaratan untuk uji sertifikasi kompetensi dan terakhir acara penutupan.

Minggu, 23 Juli 2017

PEMELIHARAAN RUTIN PANEL CONTROL DAN PANEL PROTEKSI

Pada tanggal 24 Juli 2017 dilaksanakan pemeliharaan rutin ruangan panel control dan ruang panel proteksi di GISTET Saguling. Sebelum melaksanakan pemeliharaan terlebih dahulu menyiapkan material dan peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan diantaranya:
- Alat Vaccum
- Roll cable
-  Kamoceng
- Pembersih kaca ( Cling )
- Lap majun
- Contact Cleaner
- Kamper


Jumat, 21 Juli 2017

SISTEM AC & DC DI GITET SAGULING



Setiap Gardu Induk pasti memerlukan Supply untuk pemakaian sendiri entah itu supply  untuk peralatan elektronik kantor, supply penerangan, supply untuk relay proteksi dan supply yang lainnya. kali ini saya akan membahas mengenai sistem AC DC yang ada di GISTET Saguling dimana Supply pemakaian sendiri di pasok langsung dari Pembangkit IP Saguling. dibawah ini adalah skema dari Supply Pemakaian Sendiri di GISTET Saguling.

PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN CB 380V DAN TRAFO HTR 5

Pada tanggal 10 Mei 2017 dilaksanakan pemeliharaan 2 tahunan CB 380v dan Trafo HTR 5, Trafo HTR 5 merupakan salah satu Trafo pemakaian Sendiri di GISTET Saguling yang berkapasitas 630KVA dengan  tegangan outputnya 380/220v

ASUT GELAP (TRAFO PS HILANG TEGANGAN) DI GITET SAGULING

Saat pemeliharaan Trafo HTR 5 dilakukan uji coba asut gelap trafo PS untuk mengetahui apakah CB HTR 5 dan 6 masih bekerja normal atau tidak dimana CB akan trip otomatis dan Genset akan menyala otomatis. Dibawah ini adalah skema dari Trafo PS HTR 5 dan HTR 6 
         Penjelasan hasil dari percobaan asut gelap Trafo PS hilang tegangan yakni : Saat Trafo HTR 5 dan HTR 6 hilang tegangan maka lampu emergenzy akan menyala dan dalam waktu kurang lebih 3 menit GENSET akan hidup otomatis kemudian CB HTR 5 dan CB HTR 6 akan trip (open) otomatis serta CB AMF akan berubah kondisi dari open ke close otomatis untuk menghubungkan GENSET dengan beban HTR 5 sehingga beban HTR 5 mendapat supply teg. AC 380V dari GENSET, namun untuk  beban HTR 6 masih dalam kondisi tidak mendapat  teg. 380V.
Agar beban HTR 6 mendapatkan supply teg. 380V dari GENSET maka perlu memasukan CB Bastie dengan demikian beban beban HTR 5 dan beban  HTR 6 di supply dari GENSET. Saat CB Bastie dimasukan (close) lampu penerangan gedung akan hidup dan lampu emergenzy akan padam ini dikarenakan lampu penerangan gedung di supply dari HTR 6.
Ketika PS kembali bertegangan yakni tegangan berada di ujung belitan sekunder trafo HTR 5 dan HTR 6 maka sensor tegangan akan mendeteksi adanya tegangan di trafo HTR 5 & 6 maka CB AMF akan OFF otomatis sehingga beban HTR 5 dan HTR 6 tidak lagi mendapat supply teg. 380V dari GENSET maka beban HTR 5 dan HTR 6 dalam kondisi hilang tegangan (teg. 380V ) sehingga lampu penerangan gedung padam dan lampu emergenzy kembali menyala.
Langkah-langkah penormalan yaitu dilakukan tindakan manuver mengeluarkan (open) CB Bastie agar beban HTR 5 dan HTR 6 tidak dalam kondisi  parallel, kemudian dilakukan manuver memasukan (close) CB HTR 5 agar beban HTR 5 mendapat supply dari trafo HTR 5 dan selanjutnya memasukan (close) CB HTR 6 agar beban HTR 6 mendapat supply teg. 380V dari trafo HTR 6

*Catatan:
Saat PS kembali bertegangan GENSET tidak langsung otomatis berhenti operasi (off)
            Saat mengeluarkan CB Bastie secara berbarengan GENSET berhenti beroperasi (off)

SISTEM PENGGERAK PMT MERK MITSUBISHI DI GISTET SAGULING


GISTET Saguling merupakan GISTET dengan peralatan semi GIS yang memiliki 5 diameter diantaranya  diameter 1,2,3,4 merk  MITSUBISHI dan diameter 5 merk ALSTOM. Untuk penggerak PMT-nya sama-sama menggunakan sistem hidrolik, namun kali ini saya lebih membahas mengenai sistem penggerak PMT merk MITSUBISHI yang ada di GISTET Saguling.

GANGGUAN TRIPPING COIL PUTUS PADA PMT 7B5 PHASA R & T MERK ALSTOM

Pada tanggal 16 juli 2017 dilaksanakan pekerjaan pemeliharaan 2 tahunan bay pht bandung selatan 1 dimana PMT 7AB5 dan PMT 7B5 harus # (keluar), dikarenakan PMT 7AB5 tidak beroperasi maka dilakukan manuver hanya pada PMT 7B5. Setelah selesai melakukan  pengujian peralatan MTU dan cleaning - cleaning isolator selanjutnya dilakukan uji fungsi relay Distance oleh team proteksi, Pada saat dilakukan uji fungsi relay Distance terjadi masalah pada PMT 7B5 dimana setelah dilakukan beberapa kali uji fungsi pada PMT 7B5 muncul indikasi pole discrapency  dimana PMT 7B5 tidak dapat beroperasi normal (tidak serempak) dan posisi indikasi PMT 7B5 Phasa R mengambang (diantara close dan open) kemudian dicoba  di tripkan kembali tetapi tidak ada respon dari PMT 7B5, ketika ditelusuri ternyata tekanan minyak hidrolik PMT 7B5 phasa R dan T kurang, menyebabkan level minyak di oil tank naik melebihi batas, yang menjadi pertanyaan kenapa motor pompa hidrolik tidak beroperasi ketika tekanan minyak rendah setelah ditelusuri ternyata Pressure switch sensor tekanan minyak rusak dan kemudian dilakukan penggantian pressure switch pada PMT 7B5 phasa R dan T. selanjutnya dilakukan pengeluaran PMT 7B5 dicoba dari local panel tetapi tidak PMT 7B5 tidak merespon kemudian dilakukan pengukuran pada pin terminal yang menuju ke tripping coil 1 dan 2 phasa R dan T  diukur  tidak terdapat tegangan (-)/standby negative dan ternyata tripping coil 1 dan  tripping coil 2 putus sehingga tidak dapat mentrigger opening valve pada pilot block untuk mengeluarkan PMT.

 Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu mengganti tripping coil pada PMT 7B5 phasa R dan T  karena tidak ada spare tripping coil maka tripping coil 1 PMT 7AB5 phasa R dan T di ambil, untuk sementara tripping coil 1 saja yang diganti untuk mempercepat penormalan system. Setelah dilakukan penggantian tripping coil dilakukan uji coba keluar masuk PMT 7B5 sekaligus memonitor kerja motor pompa hidrolik apakah bekerja normal atau tidak setelah semuanya normal selanjutnya dilakukan penormalan sistem.

PENAMBAHAN GAS SF6 PADA KOMPARTEMEN DS/ES MERK MITSUBISHI


Selain kompartemen PMT yang mengalami kebocoran Gas SF6 beberapa kompartemen DS/ES  juga mengalami kebocoran Gas SF6 diantara sambungan Spacer dan Kompartemen DS  yang disebabkan oleh O ring seal yang sudah rusak/tidak elastis menyebabkan tekanan Gas SF6 pada PMT akan mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan penambahan Gas SF6 pada kompartemen DS/ES agar keandalan system tetap terjaga.

PENAMBAHAN GAS SF6 PADA KOMPARTEMEN PMT MERK MITSUBISHI


GISTET Saguling mulai beroperasi pada tahun 1985 bisa dibayangkan peralatan GISnya sudah tua dan mulai mengalami beberapa kerusakan yang salah satunya yaitu kebocoran gas SF6 pada sambungan Kompartemen PMT yang disebabkan oleh O ring seal yang sudah rusak/tidak elastis menyebabkan tekanan Gas SF6 pada PMT akan mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan penambahan Gas SF6 pada kompartemen PMT agar keandalan system tetap terjaga.

Selasa, 03 Januari 2017

PENGGANTIAN PILOT BLOCK PMT 7B5 PHASA R MERK ALSTOM

Pada tanggal 03 April 2016 dilaksanakan pergantian pilot block pada PMT 7B5 phasa R dikarenakan sebelumnya terjadi anomali yaitu  motor pompa hidrolik sangat sering bekerja yang disebabkan oleh  kebocoran saluran minyak hidrolik di pilot block menyebabkan tekanan minyak hidrolik menurun maka harus dilakukan penggantian pilot block.